Most Post

Perkembangan Pondok Pesantren Suryalaya

Perkembangan Pondok Pesantren Suryalaya                 Masa KH Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad (Abah Sepuh).                 Riwayat...

Minggu, 18 September 2011

Karomah

Karomah adalah bahasa Arab yang artinya anugerah, kemuliaan ,kemurahan hati, perlindunan, dan pertolongan Allah swt kepada salah seorang hambaNya. Dalam tasauf karmah berarti keadaan luar biasa diluar pengalaman manusia biasa yang diberikan Allah swt kepada para waliNya. Kata karomah juga sering disamakan dengan kata keramat, yang berarti bakat luar biasa bagi orang uang dipilih Allah swt yaitu bakat individual karena  Allah swt menyertai, melindungi, dan menolong orang-orang saleh.


            Orang – orang sufi yakin bahwa para wali mempunyai keistimewaan, seperti kemampuan melihat kegaiban-kegaiban dan kemampuan melakukan sesuatu yang tidak dapat diperbuat oleh manusia biasa. Keramat atau karomah sering terjadi dika langan orang orang sufi, namun dapat juga lahir dari seorang hamba Allah swt yang biasa, saleh,  beritikad bersih, dan tekun mengerjakan  segala amal ibadah .

            Perkataan keramat dalam pengertian ini sudah umum diketahui  dan dipakai di Indonesia terutama untuk orang orang orang yang sudaf wafat. Hal ini terjadi karena  pada masa hidupnya mereka sudah menunjukkan beberapa keajaiban. Setelah kema tiannya pun banyak terkabul niat yang disampaikan dengan mengemukakan nama nya.Maka terdapat banyak kuburan orang orang  keramat, baik wali maupun orang biasa yang pada waktu hidupnya berbudi mulia dan luhur, yang dikunjungi orang pada waktu waktu tertentu.
            Dalam Al Qur’an surat Yunus
اَلاَ اِنَّ اَوْلِيَاءَ اللهِ لاَخَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَهُمْ يَخْزَنُونْ.  يونس 62
Ingatlah , sesungguhnya wali wali Allah itu tidak ada kehawatiran terhadap mereka dan tidak pula  bersedih hati. Yunus 62

Allah swt adalah pelindung, penolong, dan teman terdekat mereka sehingga  hubungan dengan Allah  tidak pernah terkendala oleh ruang dan waktu. Allah swt adalah pelindung hamba-hambaNya. Mereka adalah orang suci, jiwa bersih, dekat pa da Allah swt, dan rela menerima apa saja yang datang dariNya, seakan semuanya membawa kemuliaan yang ajaib dan kejadian kejadian yang luar bia sa.Karena hubungannya yang dekat pada Allah swt terbukalah selubung yang menutupi alam supernatural, alam gaib. Mereka dikaruniai kelebihan kelebihan  yang  luar biasa. Contoh kejadian luar biasa antara lain  tampak dalam cerita  yang dilukiskan surat  An naml ayat 39 –40.
قاَلَ عِفْرِيتْ مِنَ الْجِنّ ِاَنَا آتَِيْكَ بِهِ قَبْلَ اَنْ تَقُوْمَ  مِنْ مَقَامِكَ  وَاِنّىِ عَلَيْهِ لَقَوِيّ ٌاَمِينْ .  قال الذى عنده علم من الكتاب انا اتيك به قبل ان يرتد اليك طرفك  فلما راه  مستقرا عنده قال هذا من فضل ربى  ليبلونى فأشكر ام أكفر ومن شكر فانما يشكر لنفسه  ومن كفر فان ربى غنى كريم .
Berkata Ifrit (yang cerdik ) dari golongan jin: “aku akan datang kepadamu dengan membawa singasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu, sesungguhnya aku benar benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya “. Ber katalah seorang yang mempunyai ilmu  dari Al Kitab. .” Aku akan membawa singgasana itu  kepadamu sebelum matamu berkedip.” Maka taatkala Sulaiman melihat singgasana itu  terletak dihadapannya , iapun berkata :”Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah  aku bersyukur atau mengingkari”akan nikmat Nya.” Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang inkar, maka sesungguhnya  Tuhan ku Maha Kaya lagi Maha Mulya “.An Naml 39-40
            Juga dalam surat Ali Imran ayat  37
فَتَقَبّلَهَا رَبّهُاَ  بِقَبُوْلٍ حَسَنٍ وَاَنْبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنًا  وًكًفَلَهَا  زَكَرِيَّا  كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا  زَكَرِيَا الْمِحْرَابَ  وَجَدَ عِنْدَهَا  رِزْقًا قَالَ يَا مَرْيَمُ انَّىَ لَكِ هَذَا  قَالَتْ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللهِ  اِنّ َاللهَ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابْ.
Maka Tuhannya (menerimanya) sebagai ndzar dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik, dan Allah menadikan Zakariya pemeliha ranya. Setiap Zakariya Masuk  untuk menemui Maryam di Mihrob, ia dapati maka nan disisinya. Zakariya berkata:”Hai Maryam darimana kamu meperoleh (makanan) ini ?”.Mariyam menjawab“makanan itu dari sisi Allah“ Sesungguhnya Allah mem beri rizqi  kepada siapa yang dikehendakiNya tanpa hisab 

Ali Imran 37 .
Kejadian –kejadian ini merupakan anugrah luar biasa  dari Allah swt diluar pengalaman lahiriyah manusia, karena dekatnya hamba pada halikNya.Pendapat ulama berbeda-beda mengenai masalah karomah. Abu al Wafa al Gonimi  at Taftazani  pe ngarang buku Madkhal ila al tasauf al Islami (Pengantar Tasuf Islam),  mengatakan bahwa uraian yang begitu luas tentang kekaromatan dalam kehidupan wali me rupakan hal yang dilebih lebihkan dan menyimpang dari  fakta fakta biasa  dalam pe ngalaman keagamaan yang ajaib dan luar biasa. Ibnu Haldun dan Ibnu Sina  menga takan bahwa kekeramatan harus diakui bersandarkan hi potesis  bentuk bentuk misteri yan masih terpendam dan belum terbongkar dialam jagat raya. Namun Madhab Mu’tazilah (aliran yang mendasarkan ajaran Islam  pada Al Qur’an dan akal )  me nolaknya karena alam semesta tidak menyimpan misteri yang tidak terpikirkan secara rasional. Karenanya, keseluruhan kejadian alam semesta  masih dapat diselesaikan  dengan kaidah rasional karena Al Qur’an  me mang  mengatakan demikian . 

            Orang orang keramat seperti para wali tidak makshum (bebas dari doda dan kesalahan), tidak terpelihara dari segala pekerjaan jahat, tetapi mahfudz, yang berarti terpelihara dari segala perbuatan makshiat. Mahfudz pada asalnya berarti tidak  me ngerjakan yang maksiat,tetapi jika dikerjakan juga, maka para wali menyesal dan bertaubat sesempurna mungkin. Kekeramatan pada para wali menurut kaum sufi bukan pekerjaan mustahil bagi Allah swt, karea termasuk yang  ungkin terjadi seperti juga mukjizat bagi Nabi Muhammad saw. Karena itu, kejadian ini tidak pernah di sangkal oleh empat aliran Madhab ahlu sunah, terutama tanda tanda karamat setelah mati. Kisah kisah mengenai kekeramatan para wali biasanya  dapat didengan dari penunggu penunggu kuburan, keluarga, dan murid mereka, atau dibaca dalam sejarah  hidupnya yang biasa disebut manaqib (kisah kekeramatan para wali).Umpamanya manakib Syeh Abdul Qodir Jaelani (wafat 561 H 116 M), pendiri Tarekat Qodiriyah, dan masih banyak lagi  manakib manakib para wali dalam ceritera kekeramatan.       

Menurut kaum sufi “kekeramatan “ berbeda dengan  “sihir” . Sihir acapkali terjadi dalam kalangan orang orang fasik (tidak mengindahkan perintah Tuhan), zindik (tersesat imannya) dan kafir.Sedangkan kekeramatan terjadi pada orang orang yang percaya kepada Allah swt  dan sungguh sungguh mengerjakan sega la syariarNya. Terdapat perbedaan keramat dengan mukjizat. Keramat terjadi pada wali Allah biasa, sedangkan mukjizat terjadi  bagi Nabi nabi dan Rasul rasul Allah swt. Demi kelancaran dakwah dan syi’ar Islam dalam menanamkan kepercayaan kepa da umat yan dihadapi. Nabi nabi melahirka mukjizatnya untuk meyakinkan kenabiannya kepada umat, sedangkan para wali hanya menyampaikan seruan seruan Nabi Muhammad saw kepada manusia di sekitarnya  dengan keterangan keterangan  yang sudah diberikan oleh Allah dalam firmanNya kepada nabi Muhammad dengan sunahnya. Kebanyakan wali merahasiakan keistimewaannya yang luar biasa karena  keta’atan kepada Allah swt serta kesungguhan mereka dalam menjauhkan diri dari segala maksiat dan hawa nafsu.   Walaupun demikian Nabi diberi mukjizat memang karena ada tantangan , demikian juga para wali diberi karomah karena ada tantangan, berbeda dengan  hirqoh, karena hirqoh sifatnya hanya memperkuat keyakinan yang diterima dari syehnya, bahwa syehnya itu adalah benar seorang Mursyid .

            Karomah antara seorang wali dengan seorang wali yang lain adalah bisa berbeda sama halnya dengan mukjizat seorang Nabi dengan Nabi yang lain, karena Allah memberikan  karomah sesuai dengan kebutuhan wali itu sendiri  dimasanya dan di lingkungannya.
      
            Sumber : At Ta’arruf