Most Post

Perkembangan Pondok Pesantren Suryalaya

Perkembangan Pondok Pesantren Suryalaya                 Masa KH Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad (Abah Sepuh).                 Riwayat...

Minggu, 18 September 2011

Khirqoh


Khirqoh
            Khirkoh adalah berasal dari bahasa Arab Kharaqa khirqan, yang ma’nanya  merobek. Seperti kharaqa tsaoban (orang itu telah merobek pakaian ). Arti kedua dalam bahasa Arab menembus  seperti  ikhtaraqa as syaia  ( menembus sesuatu ). Arti ketiga menusuk seperti kharaqa fulan bir rumhi (si Fulan menusuk dengan tombak ). Arti keempat mereka-reka seperti kharaqa Zaidun shana’ahu (si Zaid mereke-reka buatannya).Arti kelima bertentangan/melampaui/berbeda Kharaqa‘Amrun al‘adah (prilaku ‘Amr bertentangan /melampaui/ berbeda dengan kebiasaan orang) dan banyak lagi ma’na–ma’na lain sesuai dengan rangkaian kata kata dalam bahasa Arab  (siyaqul kalam ).Dalam Al Qur’an lafad kharaqa diartilan  melobangi
فَانْطَلَقَا حَتّىَ اِذَا رَكِبَا فِى السَّفِيْنَةِ خَرَقَهَا  . الكهف 71
Maka berjalanlah keduanya, hingga  tatkala  keduanya  menaiki perahu lalu Khaidir  melobangi nya .  Al Kahfi 71

Dalam ayat lain  mempunyai ma’na bohong  seperti
وَجَعَلوُا للهَ شُرَكاَء َالْجِنّ ِوَخَلَقَهُمْ وَخَرَقوُا لَهُ  بَنِيْنَ  وَبَنَتِ  بِغَيْرِ عِلْمٍ  الانعام 100
Dan mereka (orang orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, padahal Allah yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka membohong (dengan mengatakan) bahwa Allah mempunyai anak laki-laki dan perempuan tanpa berdasar ilmu pengetahuan .  Al  An’am  100.


Dalam sehari hari bila berbicara keanehan tingkah laku seorang anak yang kadang kadang bertindak tidak sama dengan kawan kawannya, disebut juga dengan khawariqul ‘adat, yang artinya adalah berbeda tindakannya dengan yang lain. Tetapi walaupun tindakan anak itu berbeda dia menunjukkan kecerdasannya bukan menun jukkan hal hal yang negatip.
            Diantara contoh khawariqul ‘adat ialah ;
Seorang anak yang kalau dia tidur, dia tidak kenal waktu, seperti selama seminggu dia tidur dengan badan (fisik) tetap segar, kelihatan oleh kita dia tidak melakukan shalat, kalau dia tidak mau tidur walaupun seminggu dia tidak pernah tidur baik siang ataupun malam, tetapi dikala dia tidak tidur dia terus terus membaca buku untuk menambah ilmu pengetahuannya, hasilnya memang dia menjadi orang yang pintar dalam ilmu ilmu yang dia pelajari. Contoh lain seorang anak sangat senang sekali menaiki sapi (lembu) sehingga walaupun dia kekota lembu itu harus dibawanya padawaktu belajar kelihatannya sangat sederhana sekali, tetapi kenyataannya dia pandai banyak ilmu yang kelihatannya oleh orang banyak belajarnya sangat sedikit. Contoh lain Imam Syafi’i seorang mujtahid mutlaq yang diakui oleh dunia, sehingga mendapat julukan atau titel Mujtahid dan pendapat-pendapatnya sangat banyak diikuti oleh kaum muslimin serta diakui sebagai Madhab dalam ilmu fikih. Diwaktu kecilnya  beliau  sejak umur 3 tahun sudah hafal Al Qur’an. Contoh lain seorang anak kecil kalau bermain dengan kawan-kawannya selalu diikuti oleh kawan kawan nya, sehinga apapun yang diperintahkan kepada kawannya, kawannya pasti setuju dan mau  melaksanakannya .
Dari beberapa contoh khawariqul‘adah kita dapat megambil satu kesimpulan  bahwa orang yang pandai atau seorang pemimpin sudah dapat dilihat oleh kita semenjak dia masih kanak kanak, tetapi apakah yang dia dapati dalam keilmuan itu akan terpupuk /dipupuk dengan pupuk yang bagus atau dipupuk dengan pupuk yang negatip. Kalau ternyata dipupuk dengan pupuk yang bagus maka dia akan tumbuh dengan bagus dan kalau dipupuk dengan pupuk yang jelek dia akan jadi manusia yang jelek .
            Hal pemupukan itu hanyalah usaha manusia, dimana manusia berkewajiban untuk berusaha dengan ilmu dan kemampuan yang dimilikinya, karena hakekatnya  Allah lah yang menentukan, namun kalau kita tidak usaha berarti kita tidak mau  menggunakan  fikiran /akal kita yang Al Qur’an telah mengatakan
قُلْ هَلْ يَسْتَوِى اْلاَعْمَى وَالْبَصِيرْ  اَفَلاَ تَتَفَكَّرُونْ  الانعام 50
Katakanlah: apakah sama orang yang buta dengan dengan orang ang  melihat ?  Maka apakah kamu tidak memikirkannya  . Al An’am 50
قُلْ  هَلْ يَسْتَوِى الَّذِيْنَ يَعءلَمُوْنَ وَالَّذِيْنض لاَيَعْلَمُونْ  الزمر 9
Katakanlah: apakah sama  orang orang yang  mengerti (berilmu) dengan orang orang yang tidak mengerti (bodoh).  Az Zumar 9.
           
            Kita mengenal juga tentang usaha menghindari kesulitan, dan tentang bagai mana meyakinkan kepada orang lain agar dia pada sesuatu yang dihadapinya mau meyakininya atau tidak. Karena adakalanya seorang melakukan suatu pekerjaan atau tugas tetapi hatinya tidak yakin bahwa yang dikerjakan itu akan berhasil padahal seharusnya dia melakukan suatu pekerjaan yang sedang dilakukan harus punya keyakinan bahwa pekerjaan itu adalah benar nantinya akan selesai .
            Sejak para nabi telah diberikan mukjizat untuk mengalahkan musuh, baik mengalahkan dalam arti moral atau mengalahkan dalam arti fisik atau dua-duanya. Mukjizat hanyalah keluarbiasaan yang diberikan Allah kepada nabi Nya, dan muk jizat tidak sama persis dengan dengan karamah, karena memang yang memilikinya juga pangkatnya tidak sama. Mukjizat memiliki unsur 4 yaitu:1. Ada suatu hal yang  terjadi diluar kebiasaan.2. Nampak pada diri seorang Nabi. 3.Ada tantangan bia sanya dari pihak-pihak yang menentang atau yang menyangsikan kedudukan seorang Nabi. 4.Tantangan tersebut tidak dapat di tandinginya oleh pihak musuh, atau menentang hal yang luar biasa tersebut tidak akan mampu. Contoh mukjizat Nabi Muhammad saw adalah Al Qur’an, Al Qur’an sebagai mukjizat ter besar Nabi Muhammad saw.tidak dapat dikalahkan sampai akhir zaman, baik dari susunan bahasa maupun dari kandungannya.

Tongkat mabi Musa as adalah sebuah mukjizat baginya, maka bagaimanapun Fir’aun berusaha dengan segala kemam puannya untuk mengalahkan Musa as tidak akan dapat Musa dikalahkan. Menyembuhkan orang buta adalah mukjizat Nabi Isa as.dll
وَلاَ يَحْسَبَنَّ  اَّلذِيْنَ كَفَرُواْ سَبَقُوْا اَنّهُمْ لاَيُعْجِزُونْ . الانفال 59
Dan janganlah orang-orang kafir itu mengira, bahwa mereka akan dapat lolos (dari kekuasaan Allah) .Sesungguhnya mereka tidak tidak dapat  melemahkan (Allah).
            Karamah (keramat) adalah sebuah anugera Allah, pertolongan Allah,  kepada seorang hamba Nya.Dalam tasauf karomah berarti kejadian luar biasa, diluar pe ngalaman manusia biasa yang diberikan Allah  kepada para wali Nya. Orang orang su fi yakin bahwa para wali mempunyai keistimewaan, seperti kemampuan melihat  ke gaiban-kegaiban dan kemampuan melakukan sesuatu  yang tidak dapat diperbuat oleh manusia biasa. Keramat atau karomah sering terjadi dikalangan orang orang sufi  na mun dapat juga lahir dari seorang hamba Allah swt yang biasa, saleh, beritikad ber sih, dan tekun mengerjakan amal ibadah. Pengertian keramat di Indonesia  biasa digu nakan untuk orang-orang yang sudah mati, hal ini terjadi karena pada masa hidupnya sudah menunjukkan beberapa  keajaiban .
اَلآ اِنَّ اَوْلِيآءَ اللهِ لاَخَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ ُهْم  يَخْزَنُزنْ   يونسى 62
Ingatlah,, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kehawatiran terhadap  mereka dan  tidak pula  mereka bersedih hati.  Yunus 62

          Dalam tasauf seorang Mursyid (pembimbing) atau lazim disebut seorang Syekh dan juga disebut seorang Guru, atau disebut Guru Mursyid, dalam meyakinkan muridnya itupun mempunyai cara tersendiri. Jadi antara seorang Mursyid dengan Mursyid yang lain biasanya selalu berbeda dalam menghadapi muridnya, walaupun perbedaan itu tidak keseluruhannya, tetapi hanyalah metoda yang beliau milikinya itu. Biasanya beliu menggunakan semacam karomah, sehingga murid yang tadinya kurang yakin atau bahkan tidak yakin akan ke Mursyidannya setelah terjadi karomah itu menjadi yakin. Hal yang seperti itu biasa disebut dengan hirqoh, yang hirqoh disini dapat diterjemahkan dengan baju/pakaian/sandang, yang diterapkan, dipakaikan dipasang dalam arti yang ma’nawi (abstrak), bukan pakaian atau baju dalam arti konkrit yang dapat dipegang dengan tangan. Diantara contoh pakaian ma’nawi yang dipasang atau diterapkan seorang Guru Mursyid kepada muridnya, agar muridnya lebih yakin ialah
            Seorang murid diajak oleh Mursyidnya berjalan di daerah rawan karena banyak buaya, masyarakat sekitar daerah tersebut mengetahui sehingga masyarakat  mengingatkan bahwa harus hati hati karena daerah tersebut adalah banyak buayanya. Seorang Mursyid tetap mengajak muridnya untuk melewati daerah itu, dengan  memesan ikuti saja saya, kemanapun, mudah mudahan sampai tujuan. Tat kala melalui daerah tersebut betul banyak buaya dilihatnya, tetapi mereka malah ber jalan  menginjak punggung punggung buaya yang beberapa puluh yang akhirnya sampailah ke tempaat tujuan . 
            Seorang murid yang diajak oleh Guru Mursyidnya menuju suatu tempat, Guru Mursyid itu membawa tongkat kemudian tongkat itu diberikan kepada muridnya agar membawakannya (teken /iteukl), murid mengikuti dibelakang Guru, ternyata terlihat oleh sang murid bahwa gurunya berjalan dengan kaki yang tidak sampai tanah (menggantung).
            Seorang yang tidak percaya bahwa seorang Mursyid itu betul betul seorang Mursyid. Disuatu waktu dia berangkat dengan mengendarai sepeda motornya menuju Mursyid tersebut, setelah sampai dia minta uang kepada Mursyid itu  untuk beli bensin karena memang tidak membawa uang, dan memang sengaja tidak bawa uang tetapi oleh Mursyid itu tidak diberi uang, bahkan bicara mau pulang silahkan saja pulang, kemudian terpaksa pulanglah dengan tangan hampa dan menggerutu sambil hatinya merasa waswas dan yakin bensinnya tidak akan cukup untuk sampai kerumah  Kenyataannya setelah sampai kerumah  bensin masih utuh seperti semula .
            Seorang murid yang baru diberikan talkin dzikir, kemudian pulang menuju rumahnya dengan naik sepeda, perjalanan yang sangat jauh itu dan jalan yang naik turun oleh sang murid dilaluinya dengan  tidak merasakan bahwa jalan itu naik atau turun, dia naik sepeda seperti pada jalan yang rata dengan kecepatan yang dirasakan normal–normal saja. Tetapi  setelah sampai di suatu tempat yang sangat jauh, dengan kebiasaan naik sepeda setengah hari, hanya ditenpuh dengan perjalanan satu jam saja dengan tidak merasa capek.
            Beberapa contoh itu mempunyai unsur menambah keyakinan muridnya bahwa  yang dihadapinya itu betul betul seorang Mursyid. Maka dapat dibedakan bahwa yang disebut karomah adalah dalam rangka mengatasi kesulitan atau tantangan Mursyid, tetapi Hirkoh adalah sesuatu yang meyakinkan muridnya bahwa kejadian itu adalah sebuah hirkoh Mursyidnya. Mudah mudahan contoh 2 tersebut membuahkan  manfa’at  untuk memepalari tasauf  kedua  ini .   

Sumber : Ensi dan MengenalTasauf.