Most Post

Perkembangan Pondok Pesantren Suryalaya

Perkembangan Pondok Pesantren Suryalaya                 Masa KH Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad (Abah Sepuh).                 Riwayat...

Minggu, 18 September 2011

Robitoh


Robitoh dari bahasa Arab yang kata dasarnya berasal dari robato yang  artinya mengikat, menghubungkan, menyambung, membalut, tabah, tekun, berhenti. Seorang penggembala kambing atau sapi atau ternak lainnya pada suatu waktu mengikatkan tali binatang itu dibawah pohon agar binatang itu tidak kemana mana, atau para penjual hewan dipasar hewan mengikatkan hewannya di pasak pasak (patok-patok )  yang sudah disediakan oleh  pengurus pasar. 

            Seorang guru mengikat muridnya dengan sebuah ilmu yang oleh gurunya dibe rikan agar murid itu melakukan perbuatan yang sesuai dengan petunjuk  gurunya.Bila perbuatan murid itu tidak sesuai dengan petunjuk gurunya maka perbuatannya  tidak dapat diterima, karena harus sesuai dengan aturan yang diberikan guru itu. Guru akan membawa murinya ke alam baqo kelak apabila murid itu mengikuti segala yang diberikannya, seperti halnya kereta api dengan sebuah lokomotip dapat membawa gerbong yang banyak dan muatan yang banyak, apabila gerbong-gerbong itu mengait ke lokomotip, sebaliknya apabila gerbong-gerbong itu tidak mengait maka tidak akan terbawa oleh lokomotip. 

            Didalam tasauf kita mengenal juga istilah rabitoh, wuquf qolby, robitoh kita kenal dengan pertalian/persambungan antara murid dengan gurunya, dalam hal seperti ini yang dimaksud dengan pertalian adalah bukan tali dalam bentuk konkrit melainkan tali yang abstrak karena diikatnya bukan dengan benda melainkan dengan sebuah janji setia atau biasa disebut bai’at, kadang disebut dengan talqin, atau ada juga yang menyebut tawajuh. Robitoh dalam tasawuf dapat diartikan juga dengan istilah pembuka pintu, dia yang membukakan pintu tetapi dia sendiri tidak masuk. Yang demikian oleh ulama dicontohkan waktu Rasulullah mi’raj, dimana beliau di barengi Jibril tetapi Jibril sendiri tidak menghadap Allah swt, Jibril cukup mengu sulkan membuka pintunya saja.

 Wuquf qolbi artinya kalbunya istiqomah berdzikir kepada Allah tidak putus-putus sedangkan anggauta badan lainnya bergerak terus–menerus sesuai dengan ke butuhan manusia. Wuquf qolbi arti secara harfiyah adalah wuquf itu sendiri  diam /berhemti dan arti qobly ialah kalbu, yang biasanya diterjemahkan hati, walaupun sebenarnyas kalau diterjemahkan yang benar adalah jantung, dan terjemahan seperti itu disebut terjemahan golabah, artinya secara umum orang menterjemahkan kalbu adalah  hati. 

            Bila pertalian itu terputus maka muatan yang sarat itu tidak terbawa, yang ringanpun tidak akan terbawa karena tidak mengait, apalagi yang sarat dan berat. Seorang sufi yang merasa tertinggal dari gurunya segera menyusul lagi agar selalu dapat berbarengan sebagaimana dalam Al Qur’an dianjurkan atau diperintahkan
وَرَبَطْنَا عَلَى قُلُوْبِهِمْ اِذْ قَامُواْ فَقَالوُا رَبُّنَا رَبّ ُالسَّمَوَاتِ وَالاَ ْرْضِ لَنْ نَدْعُوَا
مِنْ دُوْنِهِ اِلَهًا لَقَدْ قُلْنَا اِذًا شَطَطً
Dan Kami telah meneguhkan hati mereka diwaktu mereka berdiri, lalu mereka ber kata; Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi, kami tidak sekali kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh  dari kebenaran, S. Al-Kahfi : 14.

Dari ayat tersebut terdapat kisah Ashhabul Kahfi yang tertidur di sebuah guha  karena hatinya sudah merasa teguh dan kuat, merasa diikat oleh keyakinan, tidak mau tunduk kepada  penguasa yang musyrik  dikala itu.
وَاَصْبَحَ فُؤاَدُ اُمّ ِمُوْسَى فَرِغًا اِنْ كَادَتْ لَتُبْدِى بِهِ لَوْلاَ اَنْ رَبَطْنَا عَلَى قَلْبِهَا لَتَكُوْنَ  مِنَ اْلمُؤْمِنِينْ
Dan menjadi kosonglah hati ibu Musa, sesungguhnya hampir saja ia menyatakan rahasia  tentang Musa, seandainya tidak Kami teguhkan hatinya, supaya ia termasuk orang-orang yang percaya (kepada janji Allah). S.  Al-qoshosh : 10

Dari ayat surat Al Qoshosh mempunyai arti bahwa ibunya Nabiyullah Musa as  mera sakan ikatannya dengan anaknya  tetapi sang ibu tidak mau mengaku bahwa dia ada lah anaknya.
يَا أَيُّهَاالَّدِيْنَ أَمَنُواْ اْصبِرُوْا وَصَابِرُوْا وَرَابِطُوْا وَاتَّقُوْا للهَ لَعَلَّكُمْ  تُفْلِحُونْ. ال عمران 200
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.  S.  Ali Imron :200

            Manusia punya kehendak, bagi yang mukmin adalah kalau mau minta pasti kepada Allah, kecuali kalau yang musyrik itu lain lagi. dalam Al Qur’an sudah di terangkan bahwa siapa saja kalau mau meminta mintalah kepada Allah, atau ber do’alah kepada Allah, dan Allah lah yang mengijabahnya
قاَلَ رَبُّكُمْ اْدعُوْنِى  اَسْتَجِبْ لَكُمْ   غافر60
Dan Tuhan mu berfirman: Berdo’alah kepada Ku, niscaya akan Ku perkanankan  bagimu . Gofir  60.
            Khaliq swt sudah menyatakan dekat dan menantang kepada makhluknya  mau minta apa, maka makhluklah yang harus mau berhubungan dengan khaliknya hubungan timbal balik antara khalik sebagai yang berkepentingan berkeinginan dan khalik sebagai yang akan memberi  sesuatu yang diinginkan itu .

            Sudah beberapa contoh seperti ibunya Nabiyullah Musa as yang selalu ter ingat kepada anaknya yang sudah di bawa air sungai Nyl, beliau terus ber rabitah  kepada Allah ingin agar ketemu dengan anaknya, maka Allah mengijabah, dan Musa as menyusu kepada ibunya karena disusukan oleh  ibu-ibu yang lain tidak mau. Hal yang demikian adalah karena ibunya Musa as melakukan Rabitah dengan wuquf qolbynya benar benar  maka hasilnya pun memuaskan . 

          Rabitoh disini ialah selalu mengkaitkan diri kepada Allah, tidak lepas dari menyebut nama Allah, walaupun menyebutnya tidak dengan menggunakan frekwansi artinya tidak bersuara. Tetapi Allah Maha mendengar walaupun hanya berupa getaran jantung atau getaran hati saja. Wuquf qolby dimaksudkan qalbunya menduduki makom do’a yang terus terus  sesuai getaran  dengan tidak menyeleweng sedikitpun . 

Maka pendeknya rabitoh wuquf qolbi adalah kita berdo’a dengan tenang  (tidak tergoyahkan) apapun untuk mencapai tujuan, berdo’a lahir bathin, bukan hanya berdo’a lahirnya saja, batinnya tertinggal. seperti diterangkan dalam hadits Tabrani
قَالَ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلّمْ  تَعَوّذُوْا بِاللهِ مِنْ خُشُوْعِ النِّفَاقِ وَقَالَ وَمَا خُشُوْعُ النِّفَاقِ
 يَا رَسُوْلَ اللهِ قاَلَ  خُشُوْعُ اْلبَدَنِ نِفَاقُ اْلقَلْبِ . رواه الطبرانى
Nabi saw bersabda: Mintalah perlindungan dari husyu’un nifaq sahabat bertanya: apa itu khusyu’un nifaq ya Rasulallah? Jawab Rasulullah saw husyu’ badan dan mu nafiq  kalbunya. HR Tabrani . 

            Untuk menjaga husyu badan dan tidak munafik kalbunya adalah dengan melalui praktek Tarekat Qodiriyah  wn Naqsyabandiyah .

            Sumber : Kharisudin Aqib