أَنَّهُ قُوْتُ الْقَلْبِ
“Bahwa dzikir itu merupakan makanan pokok Kalbu dan Rukh”.
Manusia terdiri dari jasmani dan rohani, kedua-duanya harus diisi diberi makanan, diberi makanan minuman dan diberi / dilayani kebutuhan kebutuhannya yang sesuai. Kita semuanya tahu bahwa kebutuhan jasmani adalah berupa makanan yang baik minumam yang baik, dan sandang termasuk panggan yang baik. Dalam hal seperti itu tentu saja rohani pun membutuhkan macam-macam kebutuhan, dalam hal ini kebutuhan rohani وَالرُّوْحِ yang paling baik sebenarnya menurut orang ahli tasauf adalah dzikrullah.
(4) أَنَّهُ يُوْرِثُ جَلأ القَلْبِ مِنْ صَدْرِهِ كَمَاْ فِى الحَدِيثِ
“Dzikir mencemerlangkan kalbu di dadanya dzakir seperti dfiterangkan dalam hadits”.
Dzikir banyak sekali bacaannya, karena dzikir artinya ingat, dalam hal ini adalah ingat kepada Allah. Shalat artinya berdu’a dan isinya adalah dzikir juga karena bacannya sudah ditentukan. Dalam hadits disebutkan bahwa seutama-tama dzikir adalah ucapan la ilaha illa Allah. Dan hadits-hadits yang menerangkan tentang dzikir adalah banyak sekali, bahkan ada kitab khushush yang menerangkan tentang dzikir yaitu Al Adzkaar.
(5) أَنَّهُ يَخُطُّ الخَطَاياَ وَيُذْهِبُهَا فَاِنَّهُ مِنْ اَعْظَمِ الحَسَنَاْتِ
“Dzikir itu dapat menghapuskan segala kesalahan dan menghilangkan, karena dzikir adalah perbuatan kebaikan yang terbesar”.
Dengan melakukan berdzikir maka orang tersebut adalah termasuk orang yang bertaubat, maka apabila orang itu bertaubat berarti segala kesalahannya diampuni, di dalam hadits banyak sekali yang menerangkan bahwa orang yang dalam hatinya memiliki dzikir pasti masuk surga, jadi walaupun orang itu banyak dosa dimana orang itu harus masuk neraka maka akhirnya pun masuk surga pula.
(6) أَنَّهُ يُزِيْلُ الوَخْشَهَ بَيْنَ العَبْدِ وَبَيْنَ رَبِّهِ تَعَالَى
“Berdzikir dapat menghilangkan rasa takut antara seorang hamba dengan Tuhannya” .
Karena melakukan berdzikir maka dzakir menjadi dekat kepada Tuhannya, bila sudah terus-terus melakukan berdzikir berarti mendekatkan diri kepada Rabb nya, orang yang sudah biasa dekat dengan Rabbnya tentu saja tidak akan takut karena sudah biasa .
(7) اَنَّهُ مُنْجٍٍ مِنْ عَذَاْبِ اللهِ تَعَالَى
“Dzikir dapat menyelamatkan dari siksa Allah taqwa’ala”.
Bila diatas telah disebutkan bahwa dzakir adalah dekat kepada Allah maka, tentu saja dzakir akan dapat diselamatkan dari siksa Nya, sesuai dengan firmanNya :
فَاذْكُرُوْنِى أَذْكُرْكُمْ البقره 152
“Berdzikirlah kamu sekalian kepadaKu , maka Aku pun berdzikir kepadamu”.
(8) اَنَّهُ سَبَبُ تَنَزُّلِ السَّكِيْنَةِ وَغَشِيَانِ الرَّحْمَةِ
“Dzikir itu menjadi sebab turunnya ketenangan dan tercurahnya rakhmat Allah”.
Dalam bahasa Sufi bahwa dzikir itu adalah api, api adalah panas, dan selanjutnya bahwa dzikir itu nur (cahaya), الذِّكْرُ نَاْرٌ والذِّكْرُ نُوْرٌ , secara terasa bagi seorang dzakir yang telah diijazahkan itu akan merasakan, tetapi bagi yang tidak berijazah tentu saja sangat lambat untuk sampai kepada itu. Atau kadang-kadang tidak sampai.
(9) أَنَ مَجَالِسَ الذِّكْرِ مَجَالِسُ المَْلاَئِكَةِِ
“Bahwa majlis dzikir adalah majlis malaikat”.
Berdzikir adalah mengucapkan Asma ul ‘adhom, jadi dimana asma Allah disebut /dibunyikan jelas para malaikat siap menghadirinya, karena secara umum para malaikat adalah tugasnya bertasbih sebagaimana diterangkan dalam surat Al-Baqoroh ayat 30
وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ (23)
yang artinya “ kami selalu bertasbih dengan memuji Kamu dan kami selalu bertaqdis (mensucikan Engkau”
.
Bertasbih masih lebih ringan nilainya dari pada menyebut asma Allah, maka tentu saja ditewmpat banyak berdzikir disitu banyak malaikat.
(10) اَنَّهُ يَسْعُدُ الذَّاكِرُ بِذِكْرِهِ وَيَسْعُدَ بِهِ جَلِيْسَهُ
“Dzikir itu membahagiakan dzakir dan membahagiakan kawan semajlis dzikirnya”.
Karena dengan berdzikir itu menjadikan dzakir mendapatkan nur dari Allah maka dzakir pasti merasakan kecemerlangannya sehingga dzakir menjadi merasa bahagian dunia dirasakannya jembar /luas /tidak sempit . Kawan semajlis tentu saja karena bersama-sama melakukan, sebab walau tidak melakukan hanya sekedar menemani juga akan terkena (kecipratan ) hasilnya.
(11) اَنَّهُ يُؤْمِنُ العَبَْدَ مِنِ الحِسْرَةِ يَوْمَ القِيَاْمَةِ
“Dzikir menjadikan seorang hamba (dzakir) merasa aman dari segala kesusahan dihari kiamai”.
Dzikir akan selalu aman dari segala kesusahan yang mungkin terjadi dihari kiamat karena dzakir berada di samping dekat Tuhannya. Tuhan adala Raja yang super absolut, yang menguasai segala galanya kerena Dialah Sang Khalik yang terkuasa, maka siapa yang dekat hubungannya denganNya pasti aman dari segala siksa Nya.
(25) اَنَ الاِسْتِغَاْلَ بِهِ سَبَبٌ لِعَطَاءِ اللهِ للذَّاكِرِ اَفْضَلَ مَا يُعْطِى السَّائِلِيْنْ
“Orang yang sibuk berdzikir menjadikan sebab pemberian Allah kepada dzakir sesuatu yang paling afdol dibanding sesuatu yang diberikan kepada orang yang me minta kepada Allah swt” .
Karena sibuk terus dengan dzikir, jadi dekat kepada Khaliqnya, maka walaupun tidak meminta pasti akan mendapat bagian yang terbesar, terbaik dari Madzkurnya, bila dibanding dengan orang yang meminta kepadaNya, karena yang meminta kepadaNya adalah hanya sebatas apa yang dimintanya.
(26) اَنَّهُ اَيْسَرُ العِبَادَاتِ وَهُوَ مِنْ أَجْلِهَا وَأَفْضَلِهَا
“Berdzikir adalah ibadah yang paling mudah dan ibadah yang paling agung serta paling afdol”.
Ibadah ada yang badaniyah ada yang bukan badaniyah. Ibadah yang badaniyah adalah seperti hajji, dan yang bukan badaniyah adalah selain hajji, walaupun juga dilakukan dengan menggunakan badan dan menggunakan kalbu.Tetapi ibadah yang paling ringan dilalukan adalah berdzikir, karena berdzikir tidak disyaratkan yang bermacam macam seperti halnya shalat atau lainnya, bahkan berdzikir adalah diperintahkan setiap sa’at baik dalam keadaan sedang sambil kerja atau tidak sambil kerja.
وَلاَ تكن مِنَ الغَا فِلِينْ / الاعراف 205 كُنْ مِنَ الغَافِلِين
“Dan janganlah engkau termasuk orang yang lupa”.
(27) اَنَّهُ غَرَاسُ الْجَنَّةِ
“Bahwa dzikir adalah merupakan tanaman untuk di surg”.
Walaupun di surga sudah ada macam-macam tanaman yang indah indah sesuai selera makhluk, tetapi bagi dzakir akan lebih menyenangkan lagi kalau usahanya sewaktu di dunia dzakir melakukannya .
By Abu Bakar Bin Ahmad Mansor
(S.Kom.I., C.St., CH., CHt., NNLP.,)