Faidah dzikir ke 1
Dalam Kitab Min Abwabil Farij yang disusun oleh Dr. Sayid Muhammad Alsy al Makky al Husniy diterangkan bahwa menurut beliau faidah dzikir ditemukan ada 53 point. Pada pembahasan sekarang ini insya Allah kita bahas 15 point dan selanjutnya untuk perkuliahan yang selanjutnya lagi .
(1) اَنَّ الذّكْرَ يَطَّرِدُ الشَّيْطَانَ وَيَقْمَعُهُ
“Dzikir adalah dapat menolak syetan dan memutuskan hubungan dengannya ,hal ini karena dzikir sendiri diterangkan dalam hadits qudsi bahwa”
لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ حِصْنِى وَمَن دَخَلَ حِصْنِى اُمِنَ مِنْ عَذَابِى رواه الكحبم
“La ilaha illa AllH adalah bentengKu , barang siapa yang masuk bentengKu adalah aman dari siksa Ku”( Hr Hakim).
Kita juga dapat menerima bahwa siapa saja yang sudah masuk dalam sebuah lingkungan yang terjaga tentu aman dari segala gangguan yang akan mengganggunya itu, maka siapa saja yang melakukan berdzikir tentu saja mendapatkan hasil dari atsar berdzikir itu termasuk atsar dari gangguan syetan.
(2) اَنَّه يَرضَى الرَّحْمَنُ عَزَّ وَجّلَّ
“Bahwa sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla meridloi kepada dzakir” .
-Siapapun yang melakukan perintah atasannya, sudah tentu mendapat sambutan positip dari atasannya, demikian juga seorang hamba yang melakukan berdzikir, karena berdzikir adalah diperintahkan Allah, maka Allah meridoinya.
(3) ا نَّهُ يُزِيْلُ الهَّمَّ وَالْغَمَّ عَنِ الْقَلْبِ
“Dzikir dapat menghilangkan sedih dan susah dalam kalbu”
.
Bahwa orang yang mau berdzikir adalah merasa dekat dengan Sang Maha Pencipta / Khalik, Allah sendiri telah menyatakan dekat kepada hambaNya sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur’an surat Al Baqoroh 186
وَاِذَاْ سَأََلَكَ عِبَاْدِى عَنِّى فَاِنِّى قَرِيْبْ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَاْنِ
“Apabila hambaKu bertanya kepadamu hai Muhammad, gawablah bahwa Aku adalah dekat, Aku mengijabah permintaan hambaKu yang meminta padaKu” .
Demikian orang yang mau berdzikir kemudian terkena susah maka segera meminta agar kesusahan dihilangkan, Allah pasti menghilangkan kesusahan itu .
(4) اَنَّهُ يَجْلِبُ لِلْقَلْبِ اَلْفَرَحَ وَالسُّرُوْرَ
“Sesungguhnya dengan berdzikir membuahkan /mendatangkan rasa gembira dan senang” .
Siapa saja yang dekat kepada Allah dan segala kesusahannya dihilangkan oleh Allah sudah pasti dia selalu gembira dan selalu riang. Riang dalam arti kalbunya tidak menjeruwet jeruwet karena masalah yang dihadapi tidak dapat diatasi.
Orang yang melakukan pekerjaan apapun apabila dia sendiri merasa senang, tidak diganggu oleh apa saja yang menjadi susah maka pekerjaannya pasti sukses.
(5) ا َنَّهُ يقَوِّى الْقَلْبَ وَالْبَدَنَ
“Sesungguhnya berdzikir itu menjadikan kalbu menjadi kuat dan fisik juga menjadi kuat” .
Karena kalbu yang selalu dilatih untuk berdzikir maka latihan itu menjadikan kalbu menjadi kuat kuat, demikian juga fisik atau badan karena pertumbuhan fisik dapat ditentukan oleh kalbu, dapat kita saksikan bahwa siapa saja yang rohaninya selalu terganggu maka fisiknya juga menjadi terganggu pula, misal menjadi sakit-sakit dan lain sebagainya .
(6) اَنَّهُ يُنَوِّرُ الْوَجْهَ وَالْقَلْبَ
“Dzikir dapat menerangi (membuat cerah) wajah dan kalbu”.
Orang yang suka berdzikir wajahnya berseri – seri, tidak kusut, kelihatan wajah yang menyenangkan, dan kalbunya juga merasakan kecerahan dari apa-apa yang sedang dihadapinya .
(7) اَّنَّـهُ يَجْلِبُ الرِّزْقَ
“Dzikir dapat menarik rizqi” .
Orang yang berdzikir adalah orang yang menyambut Firman Allah, yang dalam Firman itu Allah menyatakan dekat kepada hambanya orang yang dekat dengan siapapun apabila ada kebutuhan meminta sesuatu kepada yang dekat biasanya tidak sulit, maka pantas orang yang banyak berdzikir rizqinya banyak .
(8) اَّنَّهُ يَكْسُو الذَّاكِرَ اَلْمهَاْبَةَ وَالْجَلاَوَةَ والنَّضْرَةَ
“Dzkir adalah menyandangi orang yang melakukan dzikir , dengan sandang (pakaian) mahabah , dan keagungan keanggunan serta disegani” .
Orang yang berdzikir banyak melekat pada dirinya sifat sifat keagungan keanggunan kewibawaan serta orang lain melihatnya segan. Hal ini karena memang watak dari orang yang dekat kepada Khalik itu sendiri selalu memiliki atsar yang sangat menonjol dalam kebaikan. Malaikat selalu mendampinginya, kemana dia dimanapun dia berada. Demikian ini adalah tentu saja bagi mereka yang melakukan dzikirnya dengan cara yang baik dengan ikhlas, dan dengan sungguh-sungguh. Jadi walaupun orang itu mau melakukan dzikir kalau tidak seperti itu ya tidak akan berhasil apa yang dimaksud dengan nomor 8 ini.
(9) اَنَّه يُوْرِثُ مَحَبَّةَ الرَّبِّ عَزَّ وَجَلَّ
“Dzikir menghasilkan/mendapatkan “Mahabbah Rabb“ dicintai Allah‘azaa wajalla”.
Manusia banyak disebut ada yang menjadi lebih senang, atau banyak disebut menjadi benci. Allah menyuruh hambaNya agar berdzikir banyak dalam surat Al Ahzasb 41
يَأَ يُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اذْكُرُوأ اللهَ ذِكْرًا كَثِيْرًا
“Hai orang –orang yang beriman berdzikirlah kepada Allah dengan dzikir yang banyak” .
Kalau demikian menandakan Allah senang kalau disebut sebanyak banyaknya. Kalau Allah senang berarti Allah bermahabbah kepada hambaNya .
(10) اَنَّهُ يُوْرِثُ الْقُرْبَ مِنْهُ تَعَاْلَى وَعَلَى قَدْرِ ذِكْرِ الْعَبْدِ للهِ عَزَّ وَجَلَّ يَكُوْنُ قَرْبُهُ مِنْهُ
“Berdzikir menghasilkan dekat kepada Allah, dan dekatnya Allah kepada hambaNya disesuaikan dengan kadar dzikirnya seorang hamba kepada Allah”.
Walaupun Allah sudah menyatakan dekat kepada hambanya, namun hambanya itu sendiri pun harus menyambutnya juga, sebagaimana disebutkan dalam surat Al Baqoroh 152.
فَاذْكُرُوْنِى أَذْكُرْكُمْ
“Berdzikirlah kamu sekalian kepadaKu , maka Aku pun berdzikir kepadamua” .
(11) اَنَّهُ يُوْرِثُ الذَّاكِرَ اَلْمُرَقَبَةَ حَتَّى يَدْخُلَهُ فِى بَابِ الاِْحْسَاْنِ فَيَعْبُدُ اللهَ كَأَنَّهُ يَرَهُ
“Dzikir itu menjadikan dzakir dapat bermuroqobah , sehingga dapat mengantarkan dzakir ke pintu ihsan sehingga dzakir dapat beribadah yang seolah0lah melihat Allah”.
Dalam hadits disebutkan bahwa ibadah adalah harus seperti sedang dilihat oleh Allah walaupun orang yang beribadah itu tidak melihat Allah tetapi Allah melihat ‘abid, maka apabila memang betul betul ya tentu saja mampu untuk mencapai kepada tingkatan ihsan ini.
(12) اَنَّهُ يُوْرِثُ الاِْنَاْبَةَ وَهِيَ الرُّجُعُ اِلَى اللهِ
“Dengan berdzikir maka dzakir dapat kembali kepada Allah” .
Al Inabah artinya kembali, dan yang dimaksud kembali disini adalah kembali kepada Allah sebagaimana di sebutkan dalam Al-Qur’an surat Al Baqoroh 46 :
اَلَّذِيْنَ يَظُنُّوْنَ أّنَّهُمْ مُلاَ قُوْا رَبِّهِمْ وَاَنَّهُمْ اِلَيْهِ رَاْجِعُوْنْ
“Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepadaNya”.
(13) أَنَّهُ يَفْتَحُ لَهُ بَابًا عَظِيْمًا مِنْ أبْوَاْبِ الْمَعْرِفةِ
“Berdzikir adalah membukakan pintu ma’rifat yang selebar-leba”..
Ma’rifat artinya mengetahui, mengetahui disini ialah mengetahui yang sifatnya lahir batin, sedangkan ma’rifat yang memiliki sifat batin tidak dapat dilihat dengan mata , karena yang disebut batin adalah abstrak .
(14) أَنَّهُ يُوْرِثُ ذِكْرَ اللهِ تَعَاْلَى لَهُ , كَمَاْ قَاْلَ تَعَاْلَى فَاذْكُرُونِى أّذْكُرْكُمْ
“Berdzikir kepada Allah menghasilkan: Allah berdzikir kepada orang yang melakukan berdzikir kepada Ny”
. Sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an surat Al Baqoroh 152.
فَاذْكُرُوْنِى أَذْكُركُمْ وَاشْكُرُوْنِى وَلاَ تَكْفُرُونِ
“Karena itu, ingatlah kamu kepada Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu , dan bersyukurlah kepada Ku, dan janganlah kamu mengingkari (ni’mat) Ku)”.
Jelaslah dalam Al Qur’an bahwa kita semuanya di[erintahkan untuk berdzikir kepada Allah, yang secara muttashil Allah menjelaskan pula berdzikir kepada orang-orang yang melakukan berdzikir kepadaNya. Selanjutnya masih dalam ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah menyuruh kita semuanya untuk bersyukur kepadaNya, dan melarang mengkafiri (tidak mengakui ) kepad Nya.
(15) اَنَّهُ يُوْرِثُ حَيَاْةَ الْقَلْبِ
“Dengan berdzikir maka Kalbu menjadi hidup” .
Orang yang sudah berlatih di suatu kegiatan biasanya dia dapat melakukan kegiatan itu dengan cara yang lebih baik bila dibanding dengan yang tidak biasa berlatih. Hal yang demikian itu adalah memang kebiasaan terjadi, walaupun kadang terjadi yang tidak demikian yaitu tidak berlatih tetapi dia lebih baik melakukan dibanding yang berlatih tetapi sangat jarang.
Sumber : Min Abwabil Faroj = Dr Sayid Muhammad Alwy al Makky al Husni.
By Abu Bakar Bin Ahmad Mansor
(S.Kom.I., C.St., CH., CHt., NNLP.,)