Allah menciptakan jin dan manusia adalah supaya mereka mau beribadah kepadaNya sebagaimana dicantumkan dalam A Qur’an
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلاِنْسَ اِلاَّلِيَعْبُدُوْن الذريات 56
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah Ku ,Az Dzariyat 56.
وَماَ اُمِرُواْ اِلاَّ لِيَعْبُدُوا اللهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الَّدِينَ , حُنَفَاءَ وَيُقِيْمُوا الصِّلَوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَوةَ وَذَلِكَ دِيْنُ اْلقَيّمِةَ ْ اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُواْ مِنْ اَهْلِ لْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِيْنَ فِى نَاِر جَهَنَّمَ خَالِدِيْنَ فِيْهَا اُولَئِكَ هُمْ شَرُ اْلبَرِيَةِ * اِنَّ الَّذِيْنَ اَمَنُواْ وَعَمِلُوا الصَّلِحَتِ اُوْلَئِكَ هُمْ خَيْرُ اْلبَرِيّةَ ِ*جَزَاؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنَّتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا اْلاَنْهَرُ خَالِدِيْنَ فِيْهَا اَبَدًا رَضِيَ الله ُ عَنْهُمْ وَرَضُواْ عَنْهُ ذَلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهْ . البينة 5-6-7-8
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta’atan kepada Nya, dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menuniakan zakat,dan yang demikian itulah agama yang lurus.
Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang orang musyrik (akan masuk) ke neraka jahanam, mereka kekal didalamnya, mereka itu adalah seburuk buruk mahluk.Sesungguhnya orang orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik –baik mahluk. Balasanmereka disisi Tuhan mereka ialah syurga‘And yang mengalir dibawahnya sungai sungai; mereka kekal dida lamnya selama lamanya.Allah ridlo terhadap mereka dan mereka ridlo terhadap Nya Yang demikan itu adalah (balasan) bagi orang yang tajut kepada Tuhannya.
Untuk merealisasikan ibadah yang telah diperintahkan Allah, Nabi besar Muammad saw telah meberikan caranya dengan praktek sebagaimana disebutkan dalam hadits
صَلوُّا كَمَا رَاَيْتُمُوْنِى اُصَلّىِ رواه مسلم
“Shalatlah kamu sekalian sebagaimana aku melakukan shalat HR Muslim”
Penjelasan penjelasan lain dalam shalat banyak sekali, bukan hanya hadits itu saja, namun disini tidak disebutkan hadits hadits tentang bagaimana bacaan dan praktek shalat, karena menganggap cukup dari pelajaran shalat diluar kuliah.
Setiap pekerjaan atau tindakan atau amalan itupun sudah tentu ada tujuannya, didalam TQN pun ada tujuannya, tujuan itu dapat kita ketahui dari pengantar wirid yang diamalkan setiap selesai shalat fardu yang bunyinya.
اِلَهِى اَنْتَ مَقْصُودِي وَرِضَاكَ مَطْلُوبِي اَعْطِنِي مَحَبَّتَكَ وَمَعْرِفَتَكَ
Ya Tuhan ku engkau yang aku maksud ,dan ridloMu yang aku pinta, berikanlah padaku mahabbah kepada Mu dan ma’rifat kepada Mu.
Dari pengantar wirid yang kita ketahui dapat kita ambil kesimpulan bahwa TQN melakukan segala kegiatannya adalah memiliki tiga tujuan.Tujuan pertama (1) bermak sud kepada Allah agar dihari akhir nanti dapat bertemu dengan Nya sebagaimana disebutkan dalam Al Qur’an surat Al Qiyamah ayat 23
وُجُوْهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةْ , اِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةْ
wajah- wajah orang mukmin pada hari itu berseri seri, kepada Tuhan nya lah mereka melihat
Tujuan kedua (2) keridloan Allah yang diharapkan.Orang yang mendapat rido Allah tidak akan susah karena walaupun secara nyata dia tinggal ditempat yang tidak layak, tetapi dia akan merasakan kenikmatannya tempat itu. Allah menyuruh agar kita kembali kepada Allah dengan mendapat keridoannya.Ayat-ayat Al Qur’an yang menjelaskan tentang keridoan Allah banyak sekali, diantaranya ialah:
يَا اَيَّتُهَا الّنَفْسُ الْمُطْمَئِنَّة اِرْجِعِى اِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَة / الفجر 27-28
Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepasa Tuhan mu dengan hati yang puas lagi diridoi Nya
فَأَمَا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَاْزِيْنُهُ فَهُوَ فِى عِيْشَةٍ رَاضِيَة /القارعة 6- 7
Dan adapun orang-orang yang berat timbangan kebaikannya, maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan
وُجُوْهٌ يَوْمَئِذٍ نَاْعِمَةْ لِسَعْيِهَا رَاََضِيَةْ / الغاشية 8-9-10
Banyak muka yang hari itu berseri-seri, merasa senang karena usahanya, dalam surga yang tinggi
رَضِيَ اللُهُ عَنْهُمْ وَرَضُواْ عَنْهُ ذَالِكَ الْفَوْز الْعَظِيْمْ /المائدة 119
Allah rido terhadap mereka dan merekapun rido terhadapNya itulah keberuntungan yang paling besar
Tujuan ketiga (3) agar diberikan kemampuan bermahabbah kepadaAllh, karena orang yang mahabbah kepada Allah selalu menjadi kekasihNya. Allah sendiri menyatakan cinta (mahabbah) kepada makhluknya .Macam macam pernyataan Allah tentang kecintaannya diantaranya: Allah menyukai oranmg yang berbuat kebaikan. Allah menyukai orang orang yang bertaubat, Allah menyukai orang2 yang suci, /bersuci, Allah menyukai orang orang yang bertaqwa, Allah menyukai orang orang yang bersabar, Allah menyukai orang orang yang bertawakkal,
Allah menyukai orang2 yang ‘adil, Allah menyukai orang2 berjuang dijalan Allah Ayat – ayat tersevut adalah:
اِنَّ الله يُحِبُ الْمُحْسِنِينَ (المائدة 13) اِنَّ الله يُحِبُّ التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْن (البقرة 222) اِنَّ اللهَ يُحِبُ الْمُتَّقِيْنَ ال عمران 159, وَاللهُ يُحِبُّ الصَّا بِرِينْ (ال عمران 149) اِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِلِينَ (ال عمران 159) اِنَّ الله يحب الْمُقْسِطِيْنَ (المَائدة 42) اِنَّ الله يُحِبُّ الذِّيْنَ يُقَاْتِلُوْنَ فِى سَبِيْلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنيَاْنٌ مَرصُوْص (الصف 4) َّ الله لاَيُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالا ً فَخُوْرًا / النساءْ 36
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga banggakan diri
ُيِحُّبْونَهُمْ كَحُبِّ الَِله وَالذَّيِنَ آمَنُواْ اَشَدُّ حُبًّات ِلله /البقرة 165
. Apabila orang sudah dapat bermahabbah kepada Allah dengan jalan : berbuat kebaikan ,bertaubat, bersuci, bertaqwa, bersabar, bertawakkal, berbuat adil, berjuang dijalan Allah , maka Allah pun memberikan imbalanNya yang aik kepada orang itu .
يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُواْ مَنْ يَرْتَدِّ مِنْكُمْ عَنْ دِيْنِهِ فَسَوْفَ يَأْتِى اللهَ بِقَوْمٍ يُحِبّهُمُ ْ وَيُحِبَوْنَهُ اَذِلّةَ ً عَلىَ اْلمُؤْمِنِيْنَ اَعِزّةَ ً عَلَى اْلكَفِرِيْن يُجَاهِدُوْنَ فِى سَبِيْلِ الله ِ وَلاَ يَخَاُفْوَن لَوْمَةَ لاَئمِ ْذَلِكَ فَضْلُ اللهِ يُؤْتيِهْ ِمَنْ يَشَاءُ وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ المائدة 54
Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa diantara kamu yang murtad dari aga manya maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka, dan mereka pun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin yang bersikap keras terhadap orang orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela . Itulah karunia Allah, dierikannya kepada siapa yang dikehendaki Nya dan Allah Maha Luas (peberiannya) lagi Maha Mengetahui. Al Maidah 54 .
Tujuan ke empat (4) agar dapat dianugerahi ma’rifat kepada Allah. Adapun yang dinamakan ma’rifat ialah.
اَلْمَعْرِفَةُ اِدْرَاكُ الشَّيْءِ عَلَى مَا هُوَ عَلَيْهِ وَهِيَ مَسْبُوْقَةٌ بِجَهْلٍ (التعرفات )
Yan dinamakan ma’rifat adalah menemukan sesuatu sesuai dengan sesuatu itu, dan didahului dengan ketidak tahuan.
Kalau sesuatu itu tidak didahului dengan ketidak tahuan disebut al ‘alim, dan untuk Allah bukan ma’rifat melainkan al ‘alim. (at Ta’rifat) ,dan kalau didahului dengan ketidak tahuan maka disebut ma’rifat.
Beberapa ayat Al Qur’an yang menjelaskan tentang ma’rifat diantaranya
فَلَمَّا جَاءَ هُمْ مَا عَرَفُوْا
كَفَرُواْ بِهِ فَلَعْنَةُ اللهِ عَلىَ اْلكَافِرِينْ البقرة 89
Maka setelah datang kepada mereka apa yang mereka telah ketahui ,mereka lalu inkar, kepadanya,Maka laknat Allah atas oran orang yang inkar . Al Baqoroh 89
تَعْرِفُ فِى وُجُوْهِهِمْ نَضْرَةَ النَّعِيمْ . المطففين 24
Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup mereka yan penuh kenikmatan. Al Mutofifin 24.
اَلَّذِيْنَ اَتَيْنَاهُمْ اْلكِتَابَ يَعْرِفُوْنَهُ كَمَا يَعْرِفُوْنَ اَبْنَاءَهُمْ البقرة 146
Orang orang Yahudi dan Nasrani yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) menenal Muhammad seperti mereka mengenal anak anaknya sendiri Al Baqoroh 146.
وَالْمُرْسَلاَتِ عُرْفًا . المرسلات 1
Demi malaikat-malaikat ang diutus untuk membawa kebaikan. Al Mursalat 1
Dengan macam –macam arti dari kata ‘arofa (a’rifat ini ialah bahwa a’rifat adalah dapat yang konkrit dan dapat yang abstrak, yang semula tidak tahu sekarang menjadi tahu. Bagi orang yang diijabah dari ketidak tahuan kemudian menjadi tahu dalam hal yang abstrak biasanya disebut orang ’arif, yaitu orang yang tahu sesuatu ang sulit atau bahkan tidak dapat diketahui oleh orang lain, tetapi olehna dapat diketahi. Dan istilah orang ‘arif biasanya mengandung juga ahlak orang itu, jadi tidak sama antara orang ‘arif dengan orang pandai, karena pandai tidak menyangkut kepada ahlak orang itu, tetapi kata ‘arif itu memiliki nilai yang sangat tinggi,
Dalam sekali waktu kata ‘arif ini digunakan untuk orang yang dapat melihat jauh (waspada), atau orang yang dapat mengetahui sesuatu yang akan terjadi.
Dalam konsep lain ada juga yang berpendpat bahwa amalan amalan ada tiga yaitu : Tazkiyatun nafsi, Taqorrub ilaa Allah, dam tujuan tujuan lain.
Sumber: Al Qur’an Tarjamah. Al Ta’rifat. Al Mu’jam al Mufahros lialfa
dil ayatil Qur’an. ‘Uqudul Jumaan.
.
By Abu Bakar Bin Ahmad Mansor
(S.Kom.I., C.St., CH., CHt., NNLP.,)