Wirid wirid yang mu’tabar
Setelah selesai shalat, kita diwajibkan berwirid atau berdzikir, karena Allah menyuruh kita untuk berdzikir. Memang Allah menyuruh kita berdzikir dengan tidak putus putus, dalam keadaan apapun kita wajib berdzikir, sebagaimana di sebutkan dalam Al Qur’an
وَلاَ تَكُنْ مِنَ اْلغَافِلِينْ (الاعراف 205)
Dan janganlah engkau menjadi orang yang lupa
Wirid yang mu’tabar artinya wirid yang dicontohkan oleh Rasulullah saw, dan kalau wirid itu tidak dicontohkan oleh Rasulullah saw berarti wirid itu tidak mu’tabar.
Banyak sekali wirid wirid yang dicontohkan oleh Rasulullah saw ,
Ulama berijma’ bahwa setelah melakkan shalat dilakukan berdzikir, dan mengenai berdzikir banyak sekali hadits hadits yang menerangkannya, disini kita sebutkan yang dianggap penting. Disuatu waktu Rasulullah saw ditanya oleh shahabat: Do’a apa yang paling cepat diijabah ya Rasulullah ? beliau menjawab do’a yang dilakukan ditengah malam dan yang dilakukan setelah melakukan shalat fardu. (H.R. Tirmidzi ). Diriwayatkan pula dalam Buhari dan Muslim dari Ibnu Abas.
كُنْتُ أَعْرِفُ ِانْقِضَاءَ صَلاَةِ رَسُوْلِ اللهِ صلعم بِالتَّكْبِيرِ. اِنَّ رَفْعَ الصَّوْتِ بِالذِّكْرِحِيْنَ يَنْصَرِفُ النَّاسُ
مِنْ اْلمَكْتُوْبَةِ كَانَ عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ صلعم .كُنْتُ اَعْلَمُ اِذَا يَنْصَرِفًوْا
بِذَلِكَ اِذَا سَمِعْتُهُ رَوَاهُ .بخارى و مسلم .
Dari Ibnu Abas ra: Aku tahu selesainya shalat Rasulullah saw dengan takbir. Dalam riwayat lain dari Buhari dan Muslim dari Ibnu Abas: Bahwa mengeraskan suara dengan bacaan dzikir pada waktu orang-orang selesai dari shalat fardu, adalah berlaku semenjak zaman Rasulullah saw. Ibnu Abas juga menjelaskan: Aku tahu dzikir itu pada waktu orang – orang bubar dari shalat fardu dan aku pun mende ngarnya. H.R. Buhori dan Muslim.
Dalam hadits lain, yang sama sama diriwayatkan oleh Buhari dan Muslim melalui Tsauban adalah Rasuluulah saw setelah selesai dari shalat membaca:
اَسْتَغْفِرُاللهَ ثَلاَثاً وَقَالَ اَللَّهُمَّ اَنْتَ السَّلاَم ْوَمِنْكَ السَّلاَمْ تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالاِكْرَامْ
رَوَاهَ الْبُخَارِى وَمُسْلِمْ
Dalam hadits lain lagi yang sama diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim melalui Mughiroh adalah: Bahwa Rasulullah saw setelah selesai shalat membaca.
لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ لَهُ اْلمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلّ ِشيَئْ ٍقَدِيْر .
اَللَّهُمَّ لاَمَانِعَ لِمَا اَعْطَيْتُ وَلاَ مُعْطِىَ لِمَا مَنَعْتَ وَلاَ يَنْفَعُ ذَاالْجَدّ ِمِنْكَ الْجَدّ ُ.
Dalam hadits lain (Muslim) dari Abdullah bin Zubair, bahwa setelah selesai shalat fardu Rasulullah membaca:
لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ , لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلّ ِشَيْءٍ قَدِيرْ , لاَحَوْلَ وَلاَ قُوّةَ َ اِلاَّ بِاللهِ, لاَاِلَهَ اِلاَاللهُ وَلاَ نَعْبُدُ اِلاَّ اِيّاَهُ لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ ْالفَضْلُ وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ, لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ
مُحْلِصِيْنَ لَهُ الدِّينْ وَلَوْ َكِرَه اْلكَافِرُونْ .
Diriwayatkan pula dlam Buhari dan Muslim dari Abu Hurairah ra, bahwa para shahabat sedang pada berbincang bincang, mengenai usaha orang orang di pasar, dimana mereka melakukan shalat, puasa dan lain lainnya, bahkan mereka dapat meng umpulkan kekayaan untuk dapat berhaji ber’umrah. Rasulullah saw bersabda: Apakah tidak aku ajarkan yang lebih dari itu? Para shahabat menjawab “ya” kemudian Rasulullah menerangkan bahwa setelah shalat bacalah tasbih, tahmid, takbir, masing masing 33 kali.
Diriwayatkan didalam Shaih Muslim melalui Ka’ab bin ‘Ujroh ra dari Rasu lullah saw :
مُعَقّبِاَتٌ لاَيَخِيْبُ قَائِلُهُنَّ اَوْ فَاعِلُهًنَّ دُبُرَ كُلِّ صَلاَةٍ مَكْتُوبَةٌ ثَلاَثاً وَثَلاَثِيْنَ تَسْبِيْحَةً ,
وَثَلاَثاً وَثَلاَثِيْنَ تَحْمِيْدَةً , وَاَرْبَعًا وَثَلاَثِيْنَ تَكْبِيْرَةٍ (رواه مسلم )
Artinya: bacan-bacaan setelah selesai shalat fardu tidak akan merugikan/mengece wakan pelakunya: 33 tasbih, 33 tahmid, 34 takbir. HR Muslim.
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ سَبّحَ فِى دُبُرِ كُلّ ِصَلاَةٍ ثَلاَثًا وَثَلاَثِيْنَ, وَحَمِدَ اللهَ ثَلاَثاً وَثَلاَثِيْنَ, وَكَبَّرَ اللهُ ثَلاَثًا وَثَلاَثِيْنَ, وَقاَلَ تَمَامَ اْلمِائَةِ : لاَاِلَهَ اِلاَ اللهُ
وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ, لَهُ اْلمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُوَهُوَ عَلَى كُلّ ِشَىْءٍ قَدِيرْ , غُفِرَتْ خَطَايَاهُ
وَاِنْ كاَنَ مِْثلَ زَبَدِ اْلبَحْرِ . (رواه مسلم)
Artinya: Dari Abu Huraerah ra dari Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa bertasbih setelah selesai shalat fardu 33 kali, dan bertahmid 33 kali dan bertakbir 33 kali, dan ditutup dengan la ilaha illa Allahu wahdahu la syarika lahu. lahul mulku, walahul mulku walahul hamdu, wahuwa ‘ala kulli syaiin qodiir. Maka diampuni dosa walaupun dosanya sebanyak buih laut, HR Muslim .
عَبَكَ اَنْ اَرَدَّ اَنّ َسَعِيدْ بِنْ اَبِى وَقَاصْ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ اَنَّ رَسُوْلَ اللهَ صَلّىَ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ كَانَ يَتَعَوّذُ دُبُرَ كُلّ ِصَلاَةٍ بِهَؤُلاَءِ اْلكَلِمَاتِ : اَللَّهُمَّ اِنّىِ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ اْلجُبْنِ , وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ اَرْذَلِ اْلعُمُرِ ,
وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدُّ نْيَا وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ اْلقُبْرِ .
setiap selesai melakukan salat fardu dengan menggunakan bacaan:
وَرَوَيْنَا فِى سُنَنِ اَبِى دَاوُدَ وَالتَّرْمِذِى وَالنَّسَائِى عَنْ عَبْدِ اللهَ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنِ النَّبِي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمْ قَالَ : خَصْلَتاَنِ لاَيَلْفَظُ عَلَيْهِمَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ اِلاَّ دَخَلَ الْجَنّةَ َ هُمَا يَسِيْرٌ . وَمَنْ يَعْمَلُ بِهِمَا قَلِيْلٌ يُسَبّحِ ُاللهُ تَعَالَى دُبُرَ كُلّ ِصَلاَةٍ عَشْرًا , وَيَحْمَدُ عَشْرًا, وَيُكَبّرِ ُعَشءرًا, فَذَالِكَ خَمءُسْوَن وَمِاَئةٌ بِاللِّسَانِ , وَاَلْفٌ وَخَمْسُمِائَةٍ فِى ْالِمْيزَانِ. وَيُكَبّرِ ُاَرْبَعًا وَثَلاَثِيْنَ اِذاَ أَخَذَ مَضْجَعَهُ وَيَحْمَدُ ثَلاَثاً وَثَلاَثِيْنَ وَيُسَبّحِ ُثَلاَثًا وَثَلاَثيِنْ َ فَذَالِكَ مِائَةٌ بِاللِّسَانِ , وَاَلْفٌ بِاْلِمْيَزانِ , قَالَ فَلَقَدْ رَاَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْعِدُهَا بِيَدِهِ , قاَلوٌاْ يَا رَسُوْلَ اللهِ كَيْفَ هُمَا يَسِيْرٌ , وَمَنْ يَعْمَلْ بِهِمَا قَلِيْلٌ ؟ قَالَ يَأْتِى اَحَدُكُمْ يَعْنِى الشَّيْطَانُ فِى مَنَامِهِ فَيَنُوْمُهُ قَبْلَ اَنْ يَقُوْلَهُ , وَيَأْتِيْهِ فِى صَلاَتِهِ فَيَذْكُرُهُ حَاجَةً قَبْلَ اَنْ يَقُوْلَهَا.( اسناده صحيح )
Artinya: Dua perkara yang seorang muslim tidak hapal kecuali masuk surga, dan itu adalah mudah, dan orang yang meng ‘amalkan kepada itu adalah sedikit, yaitu pertama: setiap selesai solat fardu bertasbih 10 kali, bertahmidc 10 kali, bertakbir 10 kali, itu bernilai 150 dengan lisan, dan bernilai 1500 bila dengan mizan, kedua: bila akan tidur bertakbir 34 kali, bertahmid 33 kali,bertasbih 33 kali, itu bermilai seratus dengan lisan dan bernilai seribu bila dengan mizan. Abu Waqos berkata: aku lihat Rasulullah saw menekuk nekuk jari jarinya. Kemudian para sahabat bertanya: Ya Rasulallah ! mengapa itu disebut mudah dan siapa pelakunya ? Nabi saw menjawab: Syetan akan datang kepadamu dua kali, pertama bila kamu akan tidur, agar kamu cepat tidur sebelum baca itu, kedua bila kamu sedang shalat syetan datang menyebutkan kebutuhan –kebutuhan nya sebelum kamu membacanya.
Dan masih banyak lagi wirid - wirid yang mu’tabar, dan yang seperti ini dapat dibaca dalam kitab kitab hadits tentang adzkaar .
Dalam kitab-kitab hadits tentang dzikir memang banyak, dan para shahabat tidak kesemuanya mengamalkan dengan amalan yang sama, sebab shahabat menge tahui sebuah wirid itu saja tidak seluruh shahabat mengetahui wirid itu melainkan oleh sebagian shahabat, karena shahabat tidak selalu berkumpul semuanya mereka tersebar dirumahnya masing masing atau sedang usaha dagang dan lain sebagainya, jadi wirid itu tidak semuanya sama tapi semuanya dari Rasulullah saw dan mu’tabar. Shahabat yang lain tentunya mengetahui wirid lain yang berbeda.
Dengan wirid yang bermacam macam itu tentunya adalah salah satu metoda Rasulullah saw dalam mengajar shahabat, karena sudah pasti bahwa Rasulullah saw mengajar shahabat itu disesuaikan dengan keahlian dengan kemampuan sahabat itu sendiri. Hal seperti ini dapat kita lihat dari hadits juga bahwa Rasulullah bersabda mengenai dzikir yang juga menjadi wirid setelah shalat
اَفْضَلُ الـذِّكْرِ فَاعْلَمْ اَنَّهُ لاَاِلَهَ اِلاَ اللَّهُ . اَفْضَلُ مَا قُلْتُ اَنَا وَالنَّبِيّوُنَ مِنْ قَبْلِى لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ
Ibnu Hajar Al Asqolani dalam kitab Subulus Salam syarah Bulughul Maron ةmenjelaskan bahwa la ilaha illlalloh dibandingkan dengan tasbih, tahmid,takbir, adalah masih unggul lailaha illalloh, karena kalau tasbih hanyalah pernyataan tentang kemaha sucian Allah, tahmid hanya memuji Allah saja, takbir adalah hanya meng agungkan Allah semata tetapi la ilaha illalloh semuanya termasuk ada didalamnya .
Dengan pendapat Ibnu Hajar ini menunjukkan bahwa kita boleh memilih mana yang memiliki kelebihan, yang masing masing sama-sama mu’tabaroh .TQN memiliki wirid sendiri yang setiap selesai shalat fardu dan yang minggu an (seminggu dua kali ), atau boleh tiap hari .dan wirid tersebut adalah bisa diberjama’ahkan dan boleh munfarid, wirid tersebut disebut hatam.(hataman).
Wirid hatam ini dapat dilakukan munfarid dengan jumlah bilangan yang sedikit, sesuai kemauan yang akan berwirid, dan dapat dilakukan bersama teman 2. Urutan wirid wirid tersebut adalah: Pertama hadiyah Fatihah yang tujuh kali , Kedua yaitu setelah selesai Fatihah baca surat Alam Nasyroh, Surat Ikhlash, Ketiga hadiyah Fatihah kepada Al Syekh Ahmad Baqir, kemudian shalawat, do’a: Allahuman ya qo diyal hajat, Allohuma kafiyal muhimmat, Allohumma ya dafi’al baliyat, Allahuma yarafi’a darojat, Allohumma ya Stafiyal amrod, Allohumma ya Mujibad da’awat , Allohumma ya arhama rohimin,Keempat hadiyah fatihah kepada Al Syeh Hawajikan sholawat, haokolah, shalawat. Keempat hadiyah fatihah kepada Imam Rabbani, Al Falak, istigfar, An Naas, Kelima hadiyah fatihah kepada Al Syeh Mudhohir, shala wat, hasbunalloh wani’mal wakil, shalawat, Keenam hadiyah fatihah Al Syeh Abdul Qodir Al Jaelani, shalawat, ni’mal maula wani’man nasir, shalawat, Ketujuh hadiyah fatihah kepada Al Syaihina Al Mukarom. shalawat, Ya khofi ya lutfi adrikni bilutfika al hofi, shalawat, Kedelapan hadiyah fatihah kepada Imam Hawazah, salawat, la ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minad dholimin, shalawat, Kesembilan hadiyah fatihah kepada Al Syeh Ma’shum ,
اِلَهِى اَنْتَ مَقْصُوْدِي وَرِضَاكَ مَطْلُوْبِى اَعْطِنِى مَحَبَّتَكَ وَمَعْرِفَتَكَ
Mulailah baca ya latiif, kemudian berdo’a. Do’a yang dibaca setelah hatam dapat ditambah dengan do’a – do’a lain yang sesuai selera orang yang berdo’a.
Selain do’a dan wirid - wirid yang sudah disebutkan , para santri dapat diberi wirid - wirid lain yang diingini asalkan minta ijazahnya kepada Syeh Mursyidnya .